Powered By Blogger

Senin, 22 Maret 2010

cahaya menyelimuti ku saat ku menjamak keras nya aspal sekolah. berhari-hari kulalui pengisian ilmu tanpa hal yang menarik. kelas seakan kelabu dengan adanya para guru . tak ada gairah sama sekali karna para guru hanya seakan ingin menciptakan suasana perbandingan antara sang master sarjana pendidikan dengan kami para bocah smp tanpa gelar apa apa. bukankah seharusnya guru mengerti apa yang kami pikirkan di kala mereka menghujani tugas di punggung batas pikiran kami yang mulai membungkuk. kan kah pendidikan di beratkan oleh keegoisan para guru dalam membina murid oleh tugas yang tak logis. apakah tak ada cara lain tuk menghabiskan waktu tuk menerima gaji bulanan mereka dengan tugas. saat itu ku harapkan semua guru disini sama seperti guru kala ku sd. guru yang senantiasa mengajarkan pendidikan bukan dengan materi belaka namun dengan sistem membuat pelajaran itu menarik dan membuat otak para siswa mengikuti langkah ilmu tersebut hingga para murid tak menyadari bahwa mereka telah mampu mengusai ilmu tersebut. "otak kami dan pikiran kami bukan otak anak bangsa lain dan pikiran anak bangsa lain". ku lalu seinci demi seinci nafas yang terhembus di sekolah yang mulai kusam. teringat awal ku melangkah ke bangku smp dengan ceria dan semangat. namun kini sungguh otak ku telah teracuni oleh lingkungan disini. para murid yang berperan dalam sekolah meski hanya berstatus aktif akan segala kegiatan merajai sekolah. berteriak keras mengganggu kedamaian pikiran. kehidupan sekolah pun begitu pasif. yang merasa berlian tertawa menghabiskan suara. yang merasa batu berderet wajar tersenyum menyembunyikan suara. kan kah ada yang lebih baik dari masa kecil ? mungkinkah dunia setelah kehidupan lebih menarik dari hidup di bumi. dan kan kah malaikat yang mengurusku jika ku sanggup ke surga mampu memahami semua keinginanku ?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar